Sabtu, 12 Mei 2012
Ini kisah yang sepele tapi ngguyokke. Ingin tahu? Tanya saja pada Jon Karjo, pria ndesa asal tegal arum yang bekerja di sebagai guru honorer di salah satu sekolah di banjarbaru.
Di tempat kerja inilah ternyata Jon Karjo menemukan jodohnya Lady Atul. Awalnya, Karjo dan Atul adalah rekan kerja. Namun karena witing tresna jalaran saka kulina, akhirnya mereka pacaran dan memutuskan untuk menikah. Ijab kabul dan resepsi pernikahan dilangsungkan beberapa waktu lalu di rumah Atul di Banjarbaru.
Saat pelaksanaan akad nikah, tamu dari pihak pengantin pria dan wanita sudah berkumpul. Penghulu Tom Sarto pun sudah datang dan ijab kabul dimulai sesuai rencana, yakni pukul 10.00 WITA.
Nah, saat-saat penting seperti inilah yang membuat Karjo kemringet karena jadi pusat perhatian para hadirin. Perasaannya campur aduk antara senang, haru, dan malu.
Karjo tambah tegang ketika Pak Penghulu memulai ijab kabul dalam suasana yang hening dan khidmat.
“Saya nikah dan kawinkan engkau, Jon Karjo dengan Lady Atul, dengan maskawin seperangkat alat salat dan uang sebesar satu juta rupiah dibayar tunai,” suara Pak Sarto menggelegar melalui sound system.
Seperti saat latihan pengucapan ijab kabul, tidak jeda lama, Karjo pun menjawab, “Saya terima nikah dan kawinnya Lady Atul dengan maskawin seperangkat alat sekolah…”
“Gerrr…” Semua tamu undangan beserta sinoman spontan tertawa ngakak mendengar jawaban Karjo yang keprucut itu. Lucunya, entah karena grogi atau memang pikirannya blank, Karjo harus mengulangi ijab kabulnya hingga beberapa kali sampai kata “alat sekolah” diganti ucapan “alat salat“.
cerita ini hanya fiktif belaka hanya buat lucu luacuan saja....tolong jangan di hina yah karna baru belajar...just kidding
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
yang penting kan ijab kabul rut
Posting Komentar